Sebelum sejauh matahari, kita pernah sedekat nadi.
Tiba-tiba berjarak dari seseorang yang pernah dekat dengan kita memang tidak mudah, apalagi kalau tiap hari selalu melihatnya. Biasanya selalu ada senyum-nya, selalu ada senyum-mu karena-nya. Selalu ada senyuman setiap kali mata kita bertemu. Tidak pernah sehari pun terlewat tanpa perlakuan manisnya yang bisa membuatmu senyum tiada henti seharian. Namun sekarang. Kamu tiba-tiba diam. Acuh. Seperti tak saling kenal. Tanpa aku ketahui sebab-nya. Tanpa kamu beritahu sebab-nya. Rasanya hampa, seperti kehilangan udara yang biasa terhirup. Apa yang salah? Ada apa? I lived in your chess game, but you changed the rules everyday. Sudah terlanjur hidup di permainanmu. Itu mungkin yang membuatku tetap bertahan dan tiada henti memikirkan ini setiap saat. Setidaknya, sebelum sejauh matahari, kita pernah sedekat nadi.