365
Banyak sekali cerita yang ku dengar
Banyak sekali cerita yang ku ceritakan ke banyak Tuan
Tidak satupun menemukan titik nyaman
Setelah hampir 6 bulan tidak mencoba dekat dengan Tuan lainnya, beberapa minggu lalu ku lakukan.
Dia, mapan. Namun tidak begitu baik dalam memperlakukan.
Tak apa, mari kita jalani saja, batinku kala itu.
Tidak begitu intens, karena sudah malas berharap berlebihan
Ku biarkan berjalan saja.
Sampai kemarin..
Dia bilang '2 weekend ini kita tidak bisa temu, karena aku pergi ke Jogja lalu pulang ke rumah di Solo.'
Ku tanya, 'dengan siapa ke Jogja?'
'Dengan mantan', katanya
'Tenang saja, kita beda agama. Tidak akan terjadi apa-apa.' Katanya lagi.
Setelah membaca pesan singkatnya itu. Aku terdiam beberapa saat.
Sungguh, tidak ada rasa sedih sedikitpun akan kehilangan nya.
Aku sedih untuk diri sendiri.
Aku baru saja mencoba lagi
Namun ini terjadi lagi.
Lucunya, beberapa hari lalu, aku baru menyadari satu hal.
Selama 1 tahun terakhir, aku tidak merasakan dicintai pun mencintai seorang Tuan.
Dari banyaknya ku mencoba.
Satu pun tidak.
Setelahnya aku sungguh merasa tidak nyaman dengan hati sendiri, merasa ada yang salah.
Sampai akhirnya aku mencoba menuangkan kehampaan dalam tulisan disini.
Lalu, 'Ah, tidak.. aku belum merasa begitu hampa untuk menulis disini. Blog ini isinya haruslah hanya rasa hampa yang tidak bisa ku utarakan semuanya dengan orang lain'
Lalu ku masukan dalam Draft. Dengan isi yang hanya 1 paragraf.
Sampai terjadilah percakapan kemarin, dengan Tuan dari Solo.....
Sekarang, di awal tahun. Aku merasa hampa seutuhnya.
'Semoga ini tidak selamanya'
Doaku terus dalam hati.
'Aku tau aku bisa buat diri sendiri bahagia, tapi dibahagiakan juga terdengar menyenangkan'
Ku harap. Aku masih bisa bertahan untuk berharap.
Ku harap.. selalu.
Banyak sekali cerita yang ku ceritakan ke banyak Tuan
Tidak satupun menemukan titik nyaman
Setelah hampir 6 bulan tidak mencoba dekat dengan Tuan lainnya, beberapa minggu lalu ku lakukan.
Dia, mapan. Namun tidak begitu baik dalam memperlakukan.
Tak apa, mari kita jalani saja, batinku kala itu.
Tidak begitu intens, karena sudah malas berharap berlebihan
Ku biarkan berjalan saja.
Sampai kemarin..
Dia bilang '2 weekend ini kita tidak bisa temu, karena aku pergi ke Jogja lalu pulang ke rumah di Solo.'
Ku tanya, 'dengan siapa ke Jogja?'
'Dengan mantan', katanya
'Tenang saja, kita beda agama. Tidak akan terjadi apa-apa.' Katanya lagi.
Setelah membaca pesan singkatnya itu. Aku terdiam beberapa saat.
Sungguh, tidak ada rasa sedih sedikitpun akan kehilangan nya.
Aku sedih untuk diri sendiri.
Aku baru saja mencoba lagi
Namun ini terjadi lagi.
Lucunya, beberapa hari lalu, aku baru menyadari satu hal.
Selama 1 tahun terakhir, aku tidak merasakan dicintai pun mencintai seorang Tuan.
Dari banyaknya ku mencoba.
Satu pun tidak.
Setelahnya aku sungguh merasa tidak nyaman dengan hati sendiri, merasa ada yang salah.
Sampai akhirnya aku mencoba menuangkan kehampaan dalam tulisan disini.
Lalu, 'Ah, tidak.. aku belum merasa begitu hampa untuk menulis disini. Blog ini isinya haruslah hanya rasa hampa yang tidak bisa ku utarakan semuanya dengan orang lain'
Lalu ku masukan dalam Draft. Dengan isi yang hanya 1 paragraf.
Sampai terjadilah percakapan kemarin, dengan Tuan dari Solo.....
Sekarang, di awal tahun. Aku merasa hampa seutuhnya.
'Semoga ini tidak selamanya'
Doaku terus dalam hati.
'Aku tau aku bisa buat diri sendiri bahagia, tapi dibahagiakan juga terdengar menyenangkan'
Ku harap. Aku masih bisa bertahan untuk berharap.
Ku harap.. selalu.
Komentar
Posting Komentar