Sebagai pengingat untuk diri sendiri yang sering lupa dan abai akan bendera merah yang ada.
Malam itu, hari Senin malam tanggal 20 November 2023, seminggu sebelum anak mu berulang tahun yang ke 3. Malam itu suami mu lagi lagi mengeluhkan perihal sakit di badannya yang rasanya semakin makin, lalu seperti biasa kamu hanya memijitnya dengan asal asalan. Karena tentu saja kamu juga sama letihnya, isi kepalamu penuh, badanmu sudah 2 bulan tidak beristirahat karena kerja full weekday & weekend. Kamu tidak salah.
Malam itu, setelah suamimu lelah meminta lalu dia tertidur, lalu kamu urus anakmu yang sedang sakit dari hari Sabtu. Masih makan bubur dia malam itu, nonton Youtube 15 menit lalu kau bawa dia tidur dengan susu. Minum dia perlahan lahan, sering di tengah tengah dia tersedak karena dia sedang batuk dan minta minum dulu, lalu lanjut lagi meminum susunya sampai habis setengah botol.
Malam itu, ternyata anakmu muntah.. setelah dia menahan untuk tidak keluar semua isi perutnya, lalu heboh lah karena tidak siap plastik atau semacamnya di dekatmu. Dia muntahkan semua isi perutnya diatas kasur. Lalu setelahnya kamu bangunkan suamimu yang baru tidur sebentar itu. Dan kamu sibuk bawa anakmu ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Tiba tiba suami mu mendatangi kalian berdua di kamar mandi dengan amarah meluap luap, dia lampiaskan semuanya.. teriakan nya.. mata nya yang melolot besar.. dia teriakan semua di depan anakmu, menyuruh anakmu untuk diam tidak berteriak, sampai anakmu menangis karena melihat apa yang ayahnya buat, anakmu pasti berfikir dia salah besar.. besar sekali sampai ayahnya semarah itu padanya.
Kejadiannya hanya sebentar di depan kamar mandi itu, lalu suamimu kembali ke dalam kamar membereskan muntah anakmu diatas kasur sambil memukul, menendang dan membanting barang. Sementara anakmu masih menangis sambil ketakutan berkata tiada henti "Ayah marah ibu, ayah marah sama Bhaga" sampai selesai di pijat badannya pun dia masih ketakutan melihat ayahnya.
Lalu setelah selesai kamu dan anakmu masuk ke kamar dengan keadaan suamimu yang masih marah sekali, jangan ditanya apakah kamu ketakutan juga? Iya pasti. Tapi karena ada mama mu disitu, jadi kamu masih berani, mungkin kalau saat itu kamu sendiri kamu akan lebih memilih pergi dari rumah.
Apakah setelah kamu masuk dan anakmu tenang dia akan diam? Tentu tidak.
Dia mulai berteriak padamu perihal "Kenapa gak mau pijitin gue?" lalu dia minta ATM nya lalu dirusaknya, lalu dia kembali teriak padamu "Susah banget ya pijitin gue aja?"
Lalu kamu balas semua dengan "Terserah, kayaknya kamu sakit aku bukan yang cuek banget gak urus ya? Udah di urus cuma selalu kurang, gapernah cukup" lalu menangis lah kamu.
Lalu dia mulai memukul mukul dirinya sendiri dengan tangannya, kepalanya, pipinya.. lalu kurang. Dia pukul kepalanya ke lemari kayu di kamar.
Semua kejadian diatas dilihat anakmu, Vizka. Dia kebingungan apa yang terjadi dengan ayahnya? Kenapa ibunya menangis? Dia lap air matamu, kamu berusaha untuk mengalihkan pandangannya agar dia tidak melihat kelakuan ayahnya. Dia lihat semua dengan matanya, dan direkam di kepalanya.
Sementara kamu memilih untuk tidak menggubris sama sekali tingkah suamimu, karena sudah lelah. Kamu memilih untuk melanjutkan aktifitas seperti biasanya saja.
Sementara anakmu sudah mendatangi ayahnya, lalu ayahnya minta maaf dan mencium anaknya, tapi ada satu hal yang tidak ayahnya sadari sepenuhnya. Bahwa anaknya akan selalu memaafkan, sementara sampai saat itu anaknya pun tidak tau apa salahnya? Kenapa ayahnya marah dengannya? Apa menangis dan memukul diri sendiri itu hal yang wajar?
Sebagai pengingat untuk diri sendiri yang sering lupa dan abai akan bendera merah yang ada. Aku harap kamu segera sadar bahwa dirimu dan anakmu jauh lebih berharga dari apapun di dunia.
Komentar
Posting Komentar