Aku tidak punya rumah

Sekitar 6 bulan lalu aku di usir ayahku dari rumahnya, karena perselisihan sengit kami pada suatu malam. Dia jelas mengusirku dari rumahnya karena amarah yang tidak bisa di bendung nya. Lalu sekitar 1 bulan kemudian aku benar pindah ke rumah ibu mertua (yang selanjutnya jelas bukan pilihan yang tepat).

Ayahku tidak melarang, tidak juga berkata maaf. Hanya sesekali terlihat sangat merindukan cucu nya. Pernah juga dia minta aku kembali, hanya saat itu dia fikir aku bisa digunakannya untuk membantu meringkankan bebannya menjadi caregiver atas orang tua nya.

Jelas ku tolak, karena buat apa? Toh dia hanya memperalat. Dan juga saat itu dia sedang menyewa unit apartment yang sangat sempit. Tidak mungkin aku memboyong keluargaku yang gempal gempal ini ke ruangan yang sempit itu.

Lalu ku jalankan hari di rumah mertua yang penuh dengan tekanan ekspektasi tinggi..

Sampai malam ini, aku pulang larut malam sehabis main dengan teman. Lalu tiba anakku menghampiriku di kamar mandi. Dia bilang “ibu tinggal di Kembangan aja (Kembangan rumah ayahku)”. Ku tanya.. “kata siapa kamu kok bilang begitu?” 

“Kata nenek.. ibu tinggal di Kembangan aja”

Bangsat.. Gila.. dan semua kata kasar rasanya wajar diucapkan sekarang juga..

Bhaga gak pernah tau apa itu Kembangan, he always called it RUMAH KAKEK. So he must have learned it from someone. And someone who said that absolutely his grandmother. My mother in law.

Now I wondering why? Why I deserved to be treated like this? I HELPED YOUR SON to provide our LIFE which it should be his responsibility. I never said something bad to you, I never hurt you. But still you did this to me.

I rather have a fight with my dad than facing a lifetime with my mother in law. If you can’t treat me like your own, then neither will I. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamu jauh, jauh sekali

Saudade

Lalu dari setiap awalan